NAMA : CHRONIKA SIMATUPANG
KELAS : TELKOMMIL
NOSIS : 20190421-E
PERCOBAAN
5
RANGKAIAN
SWITCHING MENGENDALIKAN MOTOR
1.
Tujuan : Agar bintara mahasiswa mampu
membuat rangkaian SWITCHING.
2. Alat dan bahan : a. Motor DC.
2. Alat dan bahan : a. Motor DC.
b. NPN transistor.
c. Resistor.
d. Swicth.
e. Batt.
f. Live Wire
3. Jelaskan a. Motor DC;
Pengertian Motor DC dan Prinsip
Kerjanya –
Motor Listrik DC atau DC Motor adalah suatu
perangkat yang mengubah energi listrik menjadi energi kinetik atau gerakan (motion).
Motor DC ini juga dapat disebut sebagai Motor Arus Searah. Seperti namanya, DC
Motor memiliki dua terminal dan memerlukan tegangan arus searah atau DC (Direct
Current) untuk dapat menggerakannya. Motor Listrik DC ini biasanya
digunakan pada perangkat-perangkat Elektronik dan listrik yang menggunakan
sumber listrik DC seperti Vibrator Ponsel, Kipas DC dan Bor Listrik DC.
Motor Listrik DC atau DC Motor ini menghasilkan
sejumlah putaran per menit atau biasanya dikenal dengan istilah RPM (Revolutions
per minute) dan dapat dibuat berputar searah jarum jam maupun
berlawanan arah jarum jam apabila polaritas listrik yang diberikan pada Motor
DC tersebut dibalikan. Motor Listrik DC tersedia dalam berbagai ukuran rpm dan
bentuk. Kebanyakan Motor Listrik DC memberikan kecepatan rotasi sekitar
3000 rpm hingga 8000 rpm dengan tegangan operasional dari 1,5V hingga 24V.
Apabile tegangan yang diberikan ke Motor Listrik DC lebih rendah dari tegangan
operasionalnya maka akan dapat memperlambat rotasi motor DC tersebut sedangkan
tegangan yang lebih tinggi dari tegangan operasional akan membuat rotasi motor
DC menjadi lebih cepat. Namun ketika tegangan yang diberikan ke Motor DC
tersebut turun menjadi dibawah 50% dari tegangan operasional yang ditentukan
maka Motor DC tersebut tidak dapat berputar atau terhenti. Sebaliknya, jika
tegangan yang diberikan ke Motor DC tersebut lebih tinggi sekitar 30% dari
tegangan operasional yang ditentukan, maka motor DC tersebut akan menjadi
sangat panas dan akhirnya akan menjadi rusak.
Pada saat Motor listrik DC berputar tanpa beban, hanya sedikit
arus listrik atau daya yang digunakannya, namun pada saat diberikan beban,
jumlah arus yang digunakan akan meningkat hingga ratusan persen bahkan hingga
1000% atau lebih (tergantung jenis beban yang diberikan). Oleh karena itu,
produsen Motor DC biasanya akan mencantumkan Stall Current pada Motor DC. Stall
Current adalah arus pada saat poros motor berhenti karena
mengalami beban maksimal.
Bentuk dan Simbol Motor DC
Prinsip Kerja Motor DC
Terdapat dua bagian utama pada sebuah Motor Listrik DC, yaitu Stator dan Rotor. Stator adalah
bagian motor yang tidak berputar, bagian yang statis ini terdiri dari rangka
dan kumparan medan. Sedangkan Rotor adalah bagian yang
berputar, bagian Rotor ini terdiri dari kumparan Jangkar. Dua bagian utama ini
dapat dibagi lagi menjadi beberapa komponen penting yaitu diantaranya adalah Yoke (kerangka
magnet), Poles (kutub
motor), Field
winding (kumparan medan magnet), Armature Winding (Kumparan
Jangkar), Commutator (Komutator)
dan Brushes (kuas/sikat
arang).
Pada prinsipnya motor listrik DC menggunakan fenomena
elektromagnet untuk bergerak, ketika arus listrik diberikan ke kumparan,
permukaan kumparan yang bersifat utara akan bergerak menghadap ke magnet yang
berkutub selatan dan kumparan yang bersifat selatan akan bergerak menghadap ke
utara magnet. Saat ini, karena kutub utara kumparan bertemu dengan kutub
selatan magnet ataupun kutub selatan kumparan bertemu dengan kutub utara magnet
maka akan terjadi saling tarik menarik yang menyebabkan pergerakan kumparan
berhenti.Untuk
menggerakannya lagi, tepat pada saat kutub kumparan berhadapan dengan kutub
magnet, arah arus pada kumparan dibalik. Dengan demikian, kutub utara kumparan
akan berubah menjadi kutub selatan dan kutub selatannya akan berubah menjadi
kutub utara. Pada saat perubahan kutub tersebut terjadi, kutub selatan kumparan
akan berhadap dengan kutub selatan magnet dan kutub utara kumparan akan
berhadapan dengan kutub utara magnet. Karena kutubnya sama, maka akan terjadi
tolak menolak sehingga kumparan bergerak memutar hingga utara kumparan
berhadapan dengan selatan magnet dan selatan kumparan berhadapan dengan utara
magnet. Pada saat ini, arus yang mengalir ke kumparan dibalik lagi dan kumparan
akan berputar lagi karena adanya perubahan kutub. Siklus ini akan berulang-ulang
hingga arus listrik pada kumparan diputuskan.
b.
Transistor NPN satu rasi dan cut off;
1. Daerah Saturasi ( Saturation Region )
Disini adalah kondisi dimana transistor yang akan
dibiaskan dalam jumlah maksimum yang mengalir pada Arus Bias (Ib)
sehingga arus kolektor maksimum dan mengakibatkan kolektor-emitor menjadi
tegangan jatuh yang mengakibatkan penipisan lapisan junction sekecil mungkin
dan arus maksimum dapat melalui transistor. Oleh karena itu transistor aktif
dan dalam kondisi "Saklar Tertutup ( Close )"
Karakteristik Saturasi (Transistor dalam keadaan ON) :
- - Input dan Basis terhubung ke
VCC
- - Tegangan Basis - Emitor VBE
>0,7V
- - Hubungan Junction antara
Basis - Emitor dalam keadaan Forward Bias (Bias Maju)
- - Hubungan Junction antara
Basis - Kolektor dalam keadaan Forward Bias (Bias Maju)
- - Transistor dalam sepenuhnya
dalam kondisi "ON"
- - Arus maksimal Kolektor ( IC =
VCC / RL )
- - VCE = 0 ( Ideal Saturasi )
- - Vout = VCE = 0
- - Transistor bekerja sebagai
sebuah "saklar tertutup"
Ketika kita mendefinisikan "Saturasi Region atau Daerah
Saturasi" atau mode "ON" menggunakan sebuah transistor bipolar
sebagai saklar, kedua hubunga juction dalam keadaan forward bias atau panjar
maju. dimana Vb > 0,7V dan Ic = Maksimum. Untuk transistor PNP,
potensial emitor harus lebih positif terhadap Basis.
Transistor sebagai saklar biasanya digunakan sebagai aplikasi
seperti antarmuka perangkat dengan arus yang besar atau perangkat dengan
tegangan yang tinggi seperti motor, relay, lampu atau IC digital logika
tegangan rendah atau gate seperti AND gate atau OR gate. Output dari digital
logic gate hanya +5V tetapi perangkat untuk mengkontrolnya mungkin memerlukan
suplay tegangan 12 Volt atau bahkan 24 Volt. Atau beban seperti sebuah motor DC
yang memerlukan kecepatan penggendalian menggunakan pulsa PWM ( Pulse Width
Modulation ). Transistor sebagai saklar akan berjalan lebih cepat daripada
saklar mekanik konvensional.
Digital Logic Transistor Switch
Pada salah satu contoh dasar transistor sebagai saklar
menggunakan logic gate AND, dimana Basis resistor, RB diperlukan untuk
membatasi arus output dari logic gate dan sebagai input masukan ON/OFF bagi
transistor.
Kita dapat juga menggnakan Transistor PNP sebagai saklar,
perbedaannya kali ini adalah beban yang dihubungkan dngan ground (0 Volt) dan
transistor PNP mengallihkan daya padanya. Untuk menjadikan transistor PNP
bekerja sebagai saklar pada posisi "ON", terminal Basis terhubung
dengan ground atau nol Volt (0 Volt).
Persamaan untuk menghitung resistansi Basis, Arus kolektor dan
tegangan tentunya sama seperti transistor NPN sebagai saklar sebelumnya. Perbedaannya
adalah kali ini bahwa kita menggalihkan daya dengan sebuah transistor PNP
(sumber arus) bukannya menggalihkan ground dengan sebuah NPN Transistor
(Membuang Arus).
2. Cut-off Region
Ini adalah kondisi operasi dimana keadaan transistor arus input
basis ( Ib), arus output kolektor ( Ic ) adalah nol dan maksimum tegangan
kolektor (Vce) yang mana hasilnya adalah sebuah depletion layer yang besar dan
menyebabkan tidak ada arus yang mengalir melalui perangkat. Oleh karena itu transistor
dapat dikatakan sebagai saklar "OFF".
Dari keadaan tersebut kita dapat mendefinisikan "Cut-off
Region" atau "mode saklar OFF" ketika menggunakan sebuah
transistor bipolar sebagai saklar, antara kedua hubungan ( junction ) direverse
bias, Vb < 0,7V dan Ic = 0. Untuk transistor PNP, potensial emitor harus
negatif terhadap basis.
Kalau arus basis yang cukup telah diberikan, maka arus kolektor
akan mengalir ke kaki emitor transistor. Bagaimana bila arus basis terus
diberikan dengan lebih besar ?. Inilah yang disebut dengan kondisi saturasi.
Jika arus pada basis transistor diberikan lebih besar dari yang diperlukan oleh
transistor untuk mencapai saturasi, maka transistor berada dalam
keadaan over saturation, tegangan kolektor - emitor kecil (sekitar 0,2 - 0,3
Volt) dan itu berarti transistor berada dalam keadaan saklar tertutup.
Karakteristik Cut-off ( Transistor dalam keadaan OFF ) :
Dari perumpamaan transistor sebagai saklar diketahui bahwa
komponen transistor memiliki sifat atau karakteristik saklar. Ketika kaki basis
transistor tidak diberikan arus, tidak ada arus emitor, berarti transistor
terbuka atau saklar terbuka ( Open) atau Off) biasa disebut cut-off.
Cut - Off = Kondisi Terbuka (
Open )
Pada kondisi terbuka ( Open ) transistor memiliki beberapa
karakteristik atau cirri, diantaranya :
- - Input dan basis di groundkan
(0V)
- - Tegangan Basis - Emitor Vbe
< 0,7V
- - Basis - Emitor Junction
terangkai Reverse Bias
- - Basis - Kolektor Junction
terangkai Reverse Bias
- - Transistor dalam keadaan
" Terbuka atau OFF " ( dalam keadaan Cut-off Region )
- - Tidak ada arus yang mengalir
pada kolektor ( Ic = 0 )
- - Transistor bekerja sebagai
sebuah "saklar terbuka"
Definisikan "Cut-off Region" atau mode "OFF"
ketika menggunakan sebuah bipolar transistor yang digunakan sebagai saklar,
kedua hubungan junction dalam keadaan Reverse Bias, Vb < 0,7V dan Ic = 0.
Untuk transistor PNP, potensial emitor harus lebih negatif terhadap Basis.
Dari salah satu fungsi transistor yang dapat menghubungkan serta
memutuskan arus listrik, maka transistor bisa digunakan sebagai saklar. Saklar
sendiri memiliki arti berupa media penghubung dan pemutus aliran listrik. Dalam
kehidupan sehari-hari misalnya, Anda bisa menemukan saklar pada penggunaan
lampu di rumah. Bahkan saklar untuk menghidupkan pompa air juga bisa
menggunakan transistor. Penggunaan transistor sebagai saklar pada dasarnya
seperti prinsip pada kran air. Ketika kran dibuka, maka air akan keluar dan
ketika kran ditutup, maka air akan berhenti. Begitupun pada saklar.
Ketika saklar ini ditekan, akan memutus jaringan listrik,
sehingga lampu tidak menerima aliran listrik sehingga lampu akan mati. Ketika
saklar ditekan dan lampu menyala, berarti lampu memiilki aliran listrik yang
jalannya dibuka oleh saklar ini. Sebenarnya, selain transistor, sebenarnya
telah terdapat rangkaian khusus pada saklar tanpa transistor. Tapi terdapat
beberapa kelebihan jika menggunakan transistor sebagai saklar, yaitu :
a. Tidak menimbulkan suara dan percikan api
saat terjadi on - off
b. Bentuk fisik yang jauh lebih kecil
c. Lebih ekonomis.
Karena arus kolektor pada transistor proporsional dan dibatasi
oleh arus basis, maka transistor dapat digunakan sebagai pengontrol arus
seperti fungsi saklar. Dengan melewatkan arus yang kecil pada basis, maka kita
bisa mengontrol aliran arus yang lebih besar yaitu arus yang melewati
kolektor-emitor.
4. Rangkaian.
5. Analisa.
a. Percobaan pertama potensio meter berikutnya kita coba dengan variasi 0% - 15% dengan switch on arus mengalir dari kolektor ke emulator sehingga tidak terjadi induksi magnetic.
b. Percobaan kedua potensio meter kita coba dengan
variasi 20% - 95% dengan switch on arus mengalir dari kolektor ke emulator sehingga
terjadi induksi magnetic yang menyebabkan motor bergerak, dari data terebut di
dapat tegangan pada volt meter sebesar 5 volt.
c. Percobaan ketiga potensio meter berikutnya kita coba
dengan variasi 100% dengan switch on arus mengalir dari kolektor ke
emulator sehingga tidak terjadi induksi magnetic.
6. Kesimpulan.
a. Pada potensio meter rendah dari 0%-15% tidak terjadi induksi magnetik yang menyebabkan motor tidak bergerak.
b. Pada potensio meter sedang keatas dari 20%-95% terjadi induksi magnetik yang menyebabkan motor bergerak.
c. Pada potensio meter tinggi yaitu 100% tidak terjadi induksi magnetik yang menyebabkan motor tidak bergerak.
a. Pada potensio meter rendah dari 0%-15% tidak terjadi induksi magnetik yang menyebabkan motor tidak bergerak.
b. Pada potensio meter sedang keatas dari 20%-95% terjadi induksi magnetik yang menyebabkan motor bergerak.
c. Pada potensio meter tinggi yaitu 100% tidak terjadi induksi magnetik yang menyebabkan motor tidak bergerak.